Selasa, 12 April 2016

Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB)


Dalam GLBB (Gerak Lurus Berubah Beraturan), ada 3 persamaan yang harus selalu diingat yaitu:

\begin{align}
v_t &=v_0+a\Delta t \label{kecepatan} \\
s &=v_0t+\frac{1}{2}at^2 \label{perpindahan} \\
v_{t}^{2} &=v_{0}^{2}+2as \label{kecepatan2}
\end{align}

dimana:

            $v_t$ = kecepatan pada saat $t$ ($m/s$)
            $v_0$ = kecepatan awal ($m/s$)
            $a$ = percepatan ($m/s^2$)
            $t$ = waktu ($s$)
            $s$ = perpindahan ($m$)

Kita tidak diakui telah lulus dari Fisika Dasar jika tidak mengingat ketiga persaman di atas.
Pertanyaan:
Mengapa persamaan ($\ref{kecepatan}$), ($\ref{perpindahan}$), dan ($\ref{kecepatan2}$) memiliki bentuk seperti itu?
Ketiga persamaan di atas tentu saja tidak diperoleh dari mimpi atau dari bisikan-bisikan gaib. Jika anda belum tahu mengapa ketiga persamaan di atas memiliki bentuk seperti itu, ikutilah uraian selanjutnya.

Hal pertama yang perlu dipahami dalam GLBB adalah bahwasanya percepatan tidak sama dengan nol ($a \neq 0$) dan konstan. Artinya, benda mengalami perubahan kecepatan secara beraturan dimana percepatan yang dialami benda adalah:

\begin{align}
a = \frac{dv}{dt} \label{percepatan}
\end{align}

Dari persamaan ($\ref{percepatan}$) diperoleh:

\begin{align}
dv = a dt \label{dv}
\end{align}

atau:

\begin{align}
\int_{v_0}^{v}dv = \int_{t_0}^{t}a dt \label{int-dv}
\end{align}

$a$ dapat kita keluarkan karena $a$ konstan (tidak mengalami perubahan terhadap waktu/tidak mengandung unsur waktu), maka persamaan ($\ref{int-dv}$) berubah menjadi:

\begin{align}
\int_{v_0}^{v}dv &= a \int_{t_0}^{t} dt \nonumber \\
v-v_0 &= a (t-t_0) \nonumber \\
v-v_0 &= a \Delta t
\end{align}

Jika diasumsikan bahwa kecepatan awal $v_0 = 0$ maka kita langsung memperoleh persamaan ($\ref{kecepatan}$) dalam GLBB yaitu:

\begin{align}
v = v_0 + a \Delta t \nonumber
\end{align}

Kita ketahui bahwa rumus kecepatan dalam GLB (Gerak Lurus Beraturan) adalah $v = \frac{dr}{dt}$, kita dapat peroleh:

\begin{align}
dr =v dt \label{dr}
\end{align}

Jika persamaan ($\ref{kecepatan}$) disubtitusikan ke persamaan ($\ref{dr}$) maka diperoleh:

\begin{align}
dr &= ( v_0 + at ) \text{ } dt \nonumber \\
\int_{s_0}^{s}dr &= \int_{t_0}^{t}( v_0 + at ) \text{ } dt \nonumber \\
s-s_0 &= v_0 t + \frac{1}{2} at^2 \nonumber \\
s-0 &= v_0 t + \frac{1}{2} at^2
\end{align}

Sekarang, kita peroleh persamaan ($\ref{perpindahan}$), yaitu:

\begin{align*}
s = v_0 t + \frac{1}{2} at^2
\end{align*}

Jika persamaan ($\ref{kecepatan}$) disubtitusikan ke persamaan ($\ref{perpindahan}$) maka:

\begin{align}
v &= v_0 + a \Delta t \nonumber \\
t &= \frac{v-v_0}{a} \nonumber \\
s &= v_0 (\frac{v-v_0}{a}) + \frac{1}{2}a (\frac{v-v_0}{a})^2 \nonumber \\
s &= \frac{v_0v - v_0^2}{a} + \frac{v^2 - 2v_0v + v_0^2}{2a} \nonumber \\
s &= \frac{-2v_0^2 + v^2 + v_0^2}{2a} \nonumber \\
v^2 -2v_0^2 + v_0^2 &= 2as \nonumber \\
v^2 &= 2v_0^2 - v_0^2 + 2as \label{vkuadrat}
\end{align}

Dari persamaan ($\ref{vkuadrat}$) kita peroleh persamaan ($\ref{kecepatan2}$):

\begin{align}
v_t^2 = v_0^2 + 2as
\end{align}

Tetaplah bersemangat belajar Fisika. Download Versi PDF dengan mengklik tautan di bawah ini:
Gerak Lurus Berubah Beraturan.pdf 
Demikian postingan kali ini. Semoga bermanfaat!

Sabtu, 12 Maret 2016

Kesopanan Dalam Bahasa Bugis


Kesopanan merupakan salah satu aspek yang penting dalam berkomunikasi. Setiap bahasa memiliki cara tersendiri untuk merefleksikan kesopanan tersebut. Terkadang ada orang Indonesia yang menganggap Bahasa Inggris sebagai bahasa orang-orang yang tidak memiliki kesopanan karena selalu menggunakan kata ganti "you" untuk orang kedua tanpa memperdulikan dengan siapa kita berbicara. Jika dilihat dari sudut pandang Bahasa Indonesia memang terlihat seperti itu. Namun jika kita melihat dari sudut pandang bahasa-bahasa lain di dunia maka hal itu bukanlah sebuah masalah. Bukankah bahasa Arab sebagai bahasa yang sangat kompleks selalu menggunakan kata "anta" sebagai kata ganti orang kedua walaupun kata digunakan ketika berkomunikasi dengan Tuhan (berdoa). Walaupun saat ini saya sering bertemu dengan "ikhwan" yang mengganti "anta" dengan "antum" dengan alasan kesopanan.

Bahasa Bugis merupakan salah satu bahasa yang sangat menjunjung tinggi kesopanan. Aspek kesopanan dalam Bahasa Bugis dapat dilihat dari penggunakaan kata ganti orang kedua tunggal. Bahasa Bugis menggunakan kata ganti orang pertama jamak (idi' = kita) untuk menggantikan kata ganti orang kedua tunggal (iko = kamu) ketika:
  1. Berbicara kepada orang yang dihormati (misal orang tua) atau orang yang dituakan.
  2. Berbicara kepada orang yang belum akrab dengan pembicara. Kecuali orang yang diajak berbicara adalah anak kecil.
  3. Berbicara kepada orang yang memiliki status sosial yang tinggi baik dalam hal jabatan atau keadaan ekonomi
Penggunaan kata "idi" dalam berbicara terkadang membingunkan bagi orang yang belum memahami filosofi Bahasa Bugis karena kata ini secara kebahasaan memiliki arti "kita". Namun sering digunakan untuk orang kedua tunggal sehingga artinya berubah menjadi "anda". Apakah kata "idi" berarti "kita" atau "anda", harus dilihat konteks pembicaraan dan/atau struktur kalimat.

Misalkan ada seseorang yang berkata:
Idi' urennuang
Kata "idi" dalam kalimat di atas memiliki arti "Engkau" sehingga kalimat di atas memiliki arti:
Engkaulah yang saya harapkan
Alasannya adalah terdapatnya awalan u- pada kata kedua. Awalan "u" pada kata dua (urennung) bermakna "saya". Ketika kita mengartikan kata "idi" menjadi "kita" pada kalimat di atas maka terjemahannya akan menjadi:
Kitalah yang saya harapkan
Susunan kata seperti di atas tidak lazim dalam Bahasa Bugis. 

Mungkin ada yang bertanya, "Bagaimana susunan katanya dalam Bahasa Bugis ketika kita hendak mengucapkan `kitalah yang diharapkan'?

Kalimatnya akan berbentuk seperti di bawah:
Idi narennuang towe
Penggunaan awalan na- pada kata kedua dan enambahan kata "towe" (arti: orang-orang) berfungsi untuk menegaskan bahwa kata "idi" bermakna "kita". Ketika awalan na- diganti dengan awalan di- dan tambahahan kata "towe" dihilangkan maka kalimatnya akan menjadi:
Idi dirennuang
Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia akan memiliki arti:
Engkaulah yang kami harapkan
Kalimat seperti ini sering ditujukan kepada orang yang memiliki status sosial yang tinggi.

Tulisan ini didasarkan pada pengalaman saya selama puluhan tahun hidup dalam lingkungan dan tradisi Bugis di Watampone Bumi Arung Palakka. Demikian, mohon dikoreksi jika ada yang salah dengan analisis saya.

Jika anda berminat mempelajari bahasa Bugis dengan cara mendengarkan langsung pengucapannya dari penutur aslinya disertai artinya, silakan kunjungi channel Gantolle Cella di Youtube, atau anda bisa langsung menonton beberapa videonya berikut ini.

⇛ 40 Pertanyaan yang Umum Digunakan dalam Bahasa Bahasa Bugis:


⇛ 25 Nama Binatang dan Artinya:


Demikian, semoga bermanfaat!

Di-update pada hari Selasa, 19 Maret 2019, 05:16.

About Imajinasi Kontemporer


Ada 3 hal yang menjadi tujuan saya membuat blog ini, yaitu:
  1. Mendokumentasikan pemikiran,
  2. Membagikan pemikiran dan pengalaman,
  3. Belajar bertanggung-jawab.
Pertama, mendokumentasikan pemikiran. Saya teringat dengan hari-hari yang kujalani sepanjang tahun 2011. Saat itu, saya begitu aktif mendalami filsafat. Terkadang ada pemikiran-pemikiran baru yang muncul saat disikusi, debat, membaca buku, atau di saat-saat sebelum tidur. Pemikiran-pemikiran tersebut hanya sedikit sekali yang saya tulis. 

Tahun 2012, saya beralih dari kajian filsafat ke kajian ilmu-ilmu fiqih dan hadits. Tahun 2013, saya baru sadar bahwa banyak pemikiran-pemikiran filsafatku yang terlupa. 

Pemikiran-pemikiran yang dihasilkan oleh otak kita tidak dapat bertahan lama dalam ingatan. Tidak seperti pengalaman seru atau pengalaman yang menguras emosi yang dapat bertahan bertahun-tahun dalam ingatan, bahkan sampai di hari tua.

Kalau saya hanya ingin mendokumentasikan pemikiran, kenapa saya mesti mendokumentasikannya dalam sebuah blog? Hal ini ada kaitannya dengan tujuan yang kedua.

Kedua, membagikan pemikiran dan pengalaman. Perjalanan hidup mengajarkanku bahwa tidak semua pemikiran dan pengalaman pribadi kita akan dianggap "sampah" oleh orang lain. Terkadang, terdapat pemikiran dan pengalaman pribadi yang sangat dibutuhkan oleh orang lain walau kita sendiri terkadang tidak menyadari hal itu.

Contoh kecilnya, kita berhasil menyelesaikan sebuah soal matematika sederhana. Mungkin bagi kita soal itu tampak sederhana dan memalukan untuk dibagikan di blog. Itu pemikiran kita, siapa yang tahu kalau ada orang lain di luar sana yang kesulitan mengerjakan soal yang sama dengan yang telah kita kerjakan? Mungkin ada siswa SD atau SMP---misalnya---yang kesulitan mengerjakan soal matematika yang kita anggap sederhana itu dan dia sangat terbantu ketika membaca artikel kita yang membahas hal itu.

Dengan sesuatu yang kita anggap sederhana saja, kita masih bisa membantu orang lain. Bagi saya, satu-satunya yang bisa membuat saya merasa berguna hidup di bumi adalah ketika saya memiliki sesuatu yang bisa membuat orang lain terbantu.

Yang saya maksud dengan membantu orang di sini adalah "membantu" dengan cara yang baik. Bukankah kehadiran Fir'aun sangat membantu Musa AS dan kaumnya. Dengan kehadiran Fir'aun, Musa AS dan kaumnya diuji. Bayangkan jika Fir'aun tidak ada, ujian yang dialami Musa AS dan kaumnya mungkin tidak terlihat "wow" bagi kita. Mungkin juga tidak terlihat "wow" bagi Tuhan. Tentunya, kita tidak ingin membantu orang lain sebagaimana Fir'aun telah membantu Musa AS dan kaumnya masuk surga kan?

Percaya atau tidak, saya bukan orang yang suka memamerkan foto di mana pun termasuk di blog. Terus, kenapa foto saya terpampan di blog ini?

Jawabanya, supaya polisi dapat dengan mudah menemukan saya ketika terdapat artikel saya yang berisi hal-hal yang melanggar peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hanya joke yang tidak lucu, sebenarnya bukan itu alasannya.

Salah satu dosen yang pernah saya temui, sangat keras dalam melarang mahasiswanya menjadikan artikel-artikel dalam blog sebagai referensi dalam pengerjaan tugas-tugas kuliah. Kata beliau, banyak penulis-penulis di blog yang tidak dapat mempertanggung-jawabkan tulisannya. Si blogger bersembunyi di balik layar lalu "melemparkan" informasi-informasi kepada khalayak ramai. Jika pembaca mengalami "bencana" akibat informasi yang ia bagikan, si blogger tidak dapat dimintai pertanggung-jawaban karena dari tadi berada di belakang layar dan tidak dikenali. Ini bukan pernyataan saya ya! Ini pernyataan si dosen itu.

Saya khawatir, ada salah satu mahasiswa si dosen yang malas membaca artikel saya hanya karena teringat perkataan si dosen. Supaya hal ini tidak sampai terjadi maka saya pasang foto sebagai bentuk pernyataan simbolik bahwa apa yang saya tulis dalam blog ini dapat dipertanggung-jawabkan. Saya bukan makhluk astral. Saya makhluk real yang bisa didapati berjalan-jalan dengan kaki yang tetap menginjak bumi.

Terakhir, saya ingin membahas mengenai logo blog ini. Logonya dapat dilihat di bagian atas artikel ini---bagi anda yang tidak sempat memperhatikan logonya tadi.

Ada beberapa orang berimajinasi tinggi yang menganggap bahwa logo Imajinasi Kontemporer mengandung simbol satanisme. Mungkin yang dia maksud adalah bentuk di bagian tengah lingkaran putih yang mirip mata satu. Mata yang buta sebelah kiri, mirip mata Dajjal. Terus, di bagian atas terdapat satu tanda titik besar. Sekilas mungkin terlihat seperti mata yang berada di kening atau dahi. Sekali lagi, terlihat mirip dengan Dajjal.

Terus, apakah admin Imajinasi Kontemporer merupakan salah satu pengikut Dajjal? Astagfirullah, tentu saja tidak seperti itu. Itu semua hanyalah kebetulan belaka.

Simbol hitam yang berada di tengah lingkaran putih sebenarnya adalah huruf A dalam aksara Lontara. Aksara Lontara adalah salah satu jenis aksara yang pernah digunakan secara resmi di Sulawesi Selatan tempo dulu.

Kenapa saya menggunakan aksara Lontara? Setidaknya ada 3 alasan, yaitu:
  1. Saya adalah generasi muda suku Bugis yang merasa berkewajiban melestarikan warisan leluhur,
  2. Aksara Lontara merupakan aksara yang digunakan untuk menulis Sure' I Lagaligo, sebuah epik terpanjang di dunia. Saya menggunakan huruf Lontara sebagai bentuk penghargaan kepada penulis Sure' I La Galigo atas keberhasilannya menulis karya sastra yang sangat fenomenal dan berkualitas,
  3. Saya seringkali menulis teks menggunakan aksara Lontara sehingga kebiasaan ini terbawa ke blog.
Pertanyaan selanjutnya, kenapa saya menggunakan huruf A yang bentuknya mirip alis plus mata satu. Alasannya, huruf A dalam aksara Lontara akan dibaca I jika ditambahkan diakritik berupa tanda titik di bagian atas huruf. Huruf I adalah huruf pertama dalam nama Imajinasi Kontemporer, Ishaq Asri, dan I La Galigo.

Saya kira cukup sampai di sini. Semoga artikel-artikel dalam blog ini dapat memberi manfaat bagi anda!

Kamis, 10 Maret 2016

Mengubah Warna Huruf Terminal Fedora


Pernahkah anda merasa bosan dengan tampilan terminal dimana teks-teks yang ada di situ tanpa warna (baca : putih semua). Jika tidak, berarti tulisan ini tidak cocok untuk anda, hehe. Jika ya, mari kita lanjut membaca.

Di home, terdapat file yang bernama .bashrc.  Pengaturan warna terminal dapat dilakukan dengan menambahkan script pada file tersebut. Khusus untuk pemula Linux (maaf ya kalau terdengar kasar), tanda titik di depan nama file .bashrc menandakan bahwa file tersebut tersembunyi (hidden). Untuk menampilkannya maka gunakan perintah berikut di terminal:


ls -a


Jika anda ingin melihatnya di file manager, klik menu View lalu pilih show hidden file atau gunakan shorcut CTRL + H.

Jika anda berniat mengubah file .bashrc, ada baiknya jika anda mem-backup isi file tersebut terlebih dahulu supaya bisa dikembalikan ke kondisi awal jika terjadi masalah yang tidak diinginkan nantinya. Jika sudah, silakan buka terminal kemudian buka file .bashrc dengan cara:


gedit .bashrc


Kemudian tambahkan perintah berikut di bagian akhir:

export PS1="\e[1;33m[\u\[\033[1;32m\]@\[\033[1;33m\]\h \[\033[1;37m\]\W\[\033[1;33m\]]\[\033[1;31m\]\$ \e[m"

Simpan perubahan lalu buka ulang terminal untuk melihat hasilnya.

Jika hanya mengubah file .bashrc yang yang di home maka tampilan terminal dalam mode root akan sedikit bermasalah (jika anda mempermasalahkannya). Jika kita masuk ke mode root maka simbol user biasa yang berupa dollar (\$) tidak berubah menjadi simbol root yang berupa tanda pagar (#).

Kenapa hal ini bisa terjadi? Karena file .bashrc untuk root belum diedit. File .bashrc untuk root berada dalam direktori /root. Jika anda tidak mengubah file .bashrc yang berada di root maka simbol root akan ikut berubah menjadi $. Untuk mengatasi hal ini, buka file .bashrc di root dengan cara:


su 
cd /root 
gedit .bashrc


Lalu tambahkan perintah berikut di bagian akhir:

export PS1="\e[1;33m[\u\[\033[1;32m\]@\[\033[1;33m\]\h \[\033[1;37m\]\W\[\033[1;33m\]]\[\033[1;31m\]# \e[m"

Simpan perubahan. Keluar dari mode superuser lalu masuk kembali ke mode superuser untuk melihat hasilnya. Jika ada penjelasan yang terluput, silakan bertanya di kolom komentar.

Demikian postingan kali ini. Semoga bermanfaat!

Selasa, 08 Maret 2016

Mengubah Warna Huruf Terminal Ubuntu

Tampilan Terminal Ubuntu

Seorang teman saya pernah mempermasalahkan tampilan huruf-huruf di terminalnya yang katanya membosankan. Tulisan-tulisan yang ada di situ tidak berwarna (hanya istilah, maksudnya berwarna putih) dan membosankan. Setelah saya membantu menyelesaikan masalahnya, tiba-tiba saya berpikir untuk membahas masalah ini di blog. Mungkin saja ada di antara teman-teman yang mengalami hal yang sama.

Baiklah, kita mulai. Silakan buka terminal kesayangan anda dengan menekan tombol CTRL + ALT + T kemudian jalankan perintah di bawah ini:


ls -a


Anda akan melihat sebuah file yang bernama .bashrc. Buka file tersebut dengan menjalankan perintah di bawah ini:


gedit .bashrc


Jika anda tidak suka menggunakan editor gedit, anda bisa menggantinya dengan editor favorit anda. Jenis editor yang digunakan tidak mempengaruhi hasil akhir selama anda mahir menggunakannya. Di sini, saya menggunakan gedit karena lebih ramah terhadap pemula.

Jika editor gedit telah terbuka, ada baiknya jika anda mengaktifkan nomor barisnya (line number) untuk mempermudah pencarian (kita akan mencari sesuatu). Caranya, klik menu Edit, pilih Preferences, lalu ceklis Display line number dalam tab View.

Hilangkan tanda pagar (#) yang ada di awal baris ke-46 sehingga tampak seperti berikut:

force_color_prompt=yes 

Setelah selesai, perhatikan baris ke-60. Editlah baris tersebut sehingga tampak seperti di bawah ini:

PS1='${debian_chroot:+($debian_chroot)}\[\033[01;33m\]\u\[\033[01;31m\]@\[\033[01;33m\]\h\[\033[01;36m\]:\[\033[01;34m\]\w\[\033[00m\]\$ '

Simpan perubahan lalu keluar terminal kemudian masuk kembali, lihat apa yang terjadi. Gampang kan, teman-teman? Semoga berhasil!

Demikian postingan kali ini. Jika ada yang terluput, silakan bertanya di kolom komentar.

Mengenal Filsafat


Filsafat adalah pandangan secara universal (berlaku secara umum tanpa batas waktu), fundamental (mendasar), radikal (meneliti sampai ke akar persoalan), logis (masuk akal), etis (baik), dan estetis (indah) terhadap segala sesuatu. Segala sesuatu dapat dibagi menjadi tiga hal yaitu sesuatu yang ada, sesuatu yang mungkin ada dan sesuatu yang tidak ada. Sesuatu yang ada adalah sesuatu yang dapat ditangkap keberadaannya oleh indra dan atau perasaan dan atau akal sehat (akal sehat merupakan akal yang bekerja dengan konsep berpikir yang tidak rancu). Sesuatu yang mungkin ada adalah sesuatu yang keberadaannya belum dapat diamati tetapi ada kemungkinan dapat diamati karena keberadaannya tidak bertentangan dengan akal sehat. Sesuatu yang tidak ada adalah sesuatu yang keberadaannya belum dapat diamati dan kemungkinan keberadannya dibantah oleh akal sehat.

Banyak orang yang beranggapan bahwa filsafat mendewakan akal, hal ini tidaklah sepenuhnya benar. Kata "filsafat" dalam bahasa Indonesia berasal dari kata “falasifah" dalam bahasa Arab. Kata "falasifah" dalam bahasa Arab berasal dari kata “philosophy" dalam bahasa Yunani (Greek). Sedangkan kata "philosophy" dalam bahasa Yunani merupakan turunan dari dua kata yaitu "philein" yang berarti cinta atau suka dan "sophia" yang berarti kebijaksaan. Dari sini terlihat bahwa fisafat berarti cinta akan kebijaksanaan, bukan cinta akan kebenaran. Lalu apakah yang dimaksud dengan "kebijaksanaan"?

Di dalam diri manusia terdapat tiga potensi batiniah yaitu logika (akal), etika (budi pekerti) dan estetika (seni). Logika menghasilkan kebenaran, etika menghasikan kebaikan dan estetika menghasilkan keindahan. Sesuatu dapat dikatakan bijak jika dan hanya jika sesuatu itu dibangun di atas pondasi kebenaran, mengandung kebaikan dan disampaikan dengan penuh keindahan. Jadi yang diperlukan dalam kebijaksanaan bukan hanya kebenaran semata, kebaikan semata atau keindahan semata. Tidak semua yang benar adalah baik dan tidak semua yang baik adalah benar serta yang baik dan benar tidak selalu dapat diterima ketika disampaikan dengan cara yang salah dan pada waktu yang salah. Kebijaksanaan adalah kelogisan, keetisan dan keestetisan terhadap sesuatu. Jadi filsafat merupakan penggunaan ketiga potensi batiniah manusia.

Sekian postingan kali ini. Semoga bermanfaat!

Minggu, 28 Februari 2016

Daftar Blog Bagus Untuk Belajar Fisika

Bagi teman-teman yang tertarik untuk mempelajari Ilmu Fisika atau sekedar penasaran dengan ilmu Fisika, kalian dapat mengunjungi blog-blog di bawah ini. Saya merupakan salah satu pengunjung tetapnya. Seringnya saya nangkring di blog-blog ini bukan karena saya dan pengelolahnya sama-sama ninja dari Konohagakure---ups, maksud saya sama-sama blogger---melainkan karena blog-blog ini memang pantas untuk dikunjungi. Tidak percaya? Ayo buktikan sendiri.

Fisika dan Meja Kotak


Blog ini bukan hanya berisi materi-materi Fisika dan Matematika tapi juga berisi cerita, puisi, dan Filsafat. Blog ini juga banyak menyediakan video-video Fisika dan Matematika dengan penyampaian yang sederhana dan penuh humor. Anda tidak akan bosan berada di blog ini. Silahkan kunjungi.

Aryansyah's Blog


Blog yang satu ini menyedikan materi Fisika, Matematika, Musik, dan lain-lain. Yang lain-lain itu apa ya? Kalau anda penasaran, silahkan kunjugi sendiri.  Satu hal di antara banyak hal yang saya suka dari blog ini adalah uraiannya yang santai tapi berbobot. Anda tidak akan bosan berada di blog ini.

Paradoks


Bagi anda pecinta Paradoks, Matematika, Fisika, Fenomena Alam, Astronomi, Geometri, dll maka blog ini dapat menjadi tempat nangkring yang nyaman. Sekali lagi, jika anda penasaran dengan "dll", silahkan berkunjung. Oh, satu lagi, blog ini juga menyedian buku-buku yang dapat diunduh secara gratis. Walau gratis, namun kualitasnya setara dengan buku-buku berbayar, mungkin lebih. Tidak percaya? Buktikan sendiri.

Kok, cuma tiga? Nanti kalau ada lagi blog bagus yang saya temukan, saya akan tambah lagi daftarnya. Pada kesempatan ini, itu saja dulu. Salam, semoga bermanfaat!

Rabu, 24 Februari 2016

Al-Qur'an Diturunkan Dalam 7 Huruf

Surah al-Fatihah dalam riwayat Warsy

Pada saat Al-Qur'an diturunkan, bangsa Arab sedang berada dalam masa kejayaan dalam ilmu bahasa. Peradaban mereka bukanlah gedung-gedung yang megah ataupun karya-karya dalam Filsafat, peradaban mereka adalah bahasa mereka sendiri. Pada saat itu, masyarakat Arab sangat menyukai syair. Dalam syair, mereka mengasa kemampuan mereka dalam berbahasa. Mereka menampilkan syair-syair mereka di pasar sehingga orang-orang dapat memberikan tanggapan dan kritikan terhadap karya mereka.

Masyarakat Arab sangat bangga dengan bahasa mereka. Bahkan, kata dalam bahasa Arab yang digunakan untuk menyebut orang-orang non-Arab adalah "Al-Ajmi". Secara bahasa, “Al-Ajmi” dapat diartikan sebagai orang bodoh atau orang-orang yang bisu. Mereka mengunakan istilah itu karena menganggap bahwa orang-orang non-Arab memiliki bahasa yang terbelakang.

Sangatlah tepat jika Allah swt menurunkan Al-Qur'an dalam bahasa Arab. Al-Qur'an sebagai kitab suci yang diturunkan kepada segenap manusia sampai akhir zaman mestilah ditulis dengan menggunakan bahasa yang kompleks. Turunnya Al-Qur'an di tengah-tengah bangsa Arab merupakan musibah bagi para ahli bahasa yang hidup saat itu, mereka ditantang untuk membuat sesuatu yang dapat menyaingi Al-Qur'an dalam kebahasaan. Allah berfirman:
Dan jika kamu meragukan (Al-Qur'an) yang Kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad), maka buatlah satu surah semisal dengannya dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. Jika kamu tidak mampu membuatnya, dan tidak akan mampu, maka takutlah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya berupa manusia dan batu yang disediakan bagi orang-orang kafir.
(Al-Baqarah 2 : 23-24)
Sampai sekarang tidak ada yang mampu yang membuat semisal Al-Qur'an walaupun satu ayat.

Pada saat diturunkan Al-Qur'an, bangsa Arab terdiri atas kabilah-kabilah. Setiap kabilah memiliki dialek masing-masing. Namun, mereka menggukana bahasa Arab dialek Quraisy sebagai bahasa antar suku karena pengaruh suku Quraisy sebagai penguasa Baitullah.

Ketika kabilah-kabilah diluar Quraisy masuk Islam, mereka kesulitan membaca Al-Qur'an dengan menggunakan dialek Quraisy karena tidak terbiasa dengannya. Maka salah satu mujizat Al-Qur'an adalah kemampuannya untuk merangkum semua dialek secara umum yang ada saat itu. Rasulullah saw bersabda:
Sesungguhnya Al-Qur'an itu diturunkan dalam 7 huruf. Maka bacalah yang mudah daripadanya.
(Diriwayatkan oleh Imam Bukhari ra, Kitab Perselisihan-Perselisihan, Bab Ucapan Orang yang Berselisih (4))
Istilah 7 huruf dalam hadits di atas memiliki beberapa makna, yaitu:
    1. Al-Qur'an diturunkan dalam 7 dialek bahasa Arab yaitu Quraisy, Hudzail, Tamim, Yaman, Kinanah, Tsaqif dan Hawazin.
    2. Al-Qur'an mengandung 7 kata dalam bahasa Arab yang memiliki satu makna. Telah diketahui bahwa bahasa Arab kaya akan pembendaraan kata yang menunjuk hal yang sama.
    3. Al-Qur'an mengandung 7 perubahan tata bahasa yaitu Ism, I'rab, Tasrif, Taqdim dan Ta'khir, Tabdil dan Tafkhim.
    4. Al-Qur'an mengandung kata-kata yang berasal dari 7 bangsa non-Arab seperti Yunani, Persia dan Romawi. “Shirat” dalam Al-Fatihah merupakan serapan dari bahasa Romawi.
      Dari istilah tujuh huruf ini muncullah beragam cara membaca Al-Qur'an yang dikenal dengan istilah “qira'at”. “Qira'at” merupakan jamak dari kata “qira'ah” yang berarti bacaan. Mushaf Al-Qur'an yang dibakukan pada masa pemerintahan Utsman bin Affan ra ditulis tanpa titik dan tanda baca. Hal ini supaya mushaf tersebut bisa dibaca dengan menggunakan qira'at yang berbeda.

      Pada masa generasi ketiga, terdapat berbagai macam qira'at yang digunakan oleh kaum muslimin. Bahkan terkadang ada orang yang membaca Al-Qur'an berdasarkan selera mereka. Di masa ini terdapat usaha-usaha yang dilakukan oleh orang-orang zindik untuk mengganti beberapa kata dalam Al-Qur'an. Kondisi inilah yang menyebabkan para ulama' meneliti dan menyeleksi berbagai versi qira'at yang beredar saat itu. Mereka membedakan qira'at yang shahih dan yang lemah.

      Terdapat tiga tolak ukur yang digunakan oleh para ulama' dalam menentukan keshahihan sebuah qira'at, yaitu:
      1. Sanadnya shahih (diriwayatkan oleh orang-orang terpercaya dan rangkaian periwayatannya bersambung sampai kepada Rasulullah saw).
      2. Bersesuaian dengan Mushaf Utsmani (mushaf yang ditulis di masa Utsman).
      3. Memenuhi kaidah bahasa Arab.
      Berdasarkan tolak ukur ini, qira'at yang ada dibagi ke dalam 6 klasifikasi, yaitu:

      1. Qira'at Mutawatir, qira'at yang diriwayatkan oleh banyak orang sehingga tidak mungkin mereka sepakat untuk berbohong. Qira'at ini memenuhi kaidah bahasa Arab dan sesuai dengan Mushaf Utsmani.
      2. Qir'at Masyhur, qira'at yang diriwayatkan oleh banyak orang namun tidak sampai kepada derajat mutawatir. Qira'at ini memenuhi kaidah bahasa Arab dan sesuai dengan Mushaf Utsmani. 
      3. Qira'at Ahad, qira'at yang diriwayatkan oleh satu orang. 
      4. Qira'at Syadz (menyimpang), qira'at yang sanadnya tidak shahih. 
      5. Qir'at Maudhu (palsu), qira'at yang dibuat-buat. 
      6. Qira’at Syabih bi al-mudroj, yaitu qira’at yang mirip dengan mudroj dari macam-macam hadis. Qira'at jenis ini telah disisipi dengan penafsiran terhadap Al-Qur'an. 

      Qira'at yang mutawatir diriwayatkan dari tujuh Imam. Masing Imam mewariskan dua versi qira'at kepada dua muridnya. Imam tersebut adalah:

      1. Imam Abdullah Ibnu Katsir Al-Makki ra di Mekkah. Dua muridnya yang meriwayakan darinya adalah Imam Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Abu Bazah ra (dikenal dengan nama Al-Bazzi, muadzdzin di Makkah) dan Imam Muhammad bin Abdurrahman bin Muhammad bin Khalid bin Sa'id al-Makki al-Makhzumi ra (dikenal dengan julukan Qunbul).
      2. Imam Abu Ruwaim Nafi' bin Abdurrahman bin Abu Nu'aim al-Laisi di Madinah. Dua muri yang meriwayakan darinya adalah Imam Isa bin Munya Al-Madani ra (dikenal dengan julukan Qalun, ahli bahasa Arab) dan Imam Usman bin Sa'id Al-Misri ra (dikenal dengan julukan Warsy).
      3. Imam `Ashim bin Abu An-Najud ra di Kufah. Dua murid yang meriwayakan darinya adalah Imam Hafsh bin Sulaiman bin Mughirah ra dan Imam Syu'bah bin Abbas bin Salim ra. Qira'at Imam `Ashim riwayat Imam Hafsh merupakan qira'at yang paling banyak digunakan di dunia termasuk Indonesia dan Arab Saudi. Bahkan sebagian orang Indonesia yang tidak mempelajari agamanya menganggap bahwa cara membaca Al-Qur'an hanya satu macam yaitu membaca dengan qira'at `Ashim riwayat Hafsh. Keyakinan seperti ini sangat membahayakan kesatuan umat Islam di dunia karena dapat menyebabkan adanya saling menyalahkan atau bahkan mengkafirkan orang-orang membaca Al-Qur'an dengan qira'at yang berbeda. Inilah pentingnya untuk mempelajari jenis-jenis qira'ah walaupun kita hanya menggunakan satu jenis qira'ah dalam keseharian.
      4. Imam Hamzah bin Habib bin Imarah ra di Kufah. Dua murid yang meriwayakan darinya adalah Imam Khalaf bin Hisyam ra dan Imam Khalad bin Khalid ra.
      5. Imam Ali bin Hamzah Al-Kisa'i ra di Kufah. Dua murid yang meriwayakan darinya adalah Imam Abdul Haris Al-Laits bin Khalid Al-Baghdadi ra dan Imam Abu `Umar Hafsh bin `Umar bin `Abdul `Aziz Ad-Duri ra.
      6. Imam `Abdullah bin Amir ra di Syam. Dua murid yang meriwayakan darinya adalah Imam Hisyam bin `Imar bin Nushair ra (seorang qadhi di Damaskus) dan Imam `Abdullah bin Ahmad bin Basyir bin Dzakwan ra.
      7. Imam Zabban bin `Ala' bin Ammar Al-Mazini ra (Abu Amr) di Basrah. Dua murid yang meriwayakan daripadanya adalah Imam Abu `Umar Hafsh bin `Umar bin `Abdul `Aziz Ad-Duri ra (beliau juga meriwayakan qira'at dari Imam Al-Kisa'i ra).
      Umat Islam perlu mempelajari jenis-jenis qira'at sehingga terhindar dari perpecahan. Ilmu Qira'at perlu dimasukkan dalam pelajaran Agama di sekolah-sekolah walaupun hanya sebagai pengantar. Sekarang ini, di Internet terutama di Youtube tersebar video-video tentang pembacaan Al-Qur'an dalam berbagai qira'at. Jika video-video seperti ini ditonton oleh orang-orang yang tidak mengenal adanya perbedaan qira'at dalam Islam maka akan berdampak pada guncangan psikologis karena pembacaan Al-Qur'an yang dia dapati bertentangan dengan qira'at ia gunakan selama ini.

      Telah dijelaskan sebelumnya bahwa Umat Islam di Indonesia menggunakan qira'at riwayat Hafsh. Imam Hafsh ra belajar qira'at kepada Imam `Ashim ra (ayah tirinya). Imam `Ashim mengambil qira'at kepada Imam Abu Abdurrahman As-Sulami ra. Imam Abu Abdurrahman As-Sulami ra mengambil qira'at kepada empat sahabat Rasulullah saw yaitu Imam `Ali bin Abi Thalib, Zaid bin Tsabit, `Amirul Mu'minin Utsman bin Affan, dan Ubay bin Ka'ab radhiyallahu `anhum. Keempat sahabat tersebut mengambil qira'at dari Rasulullah saw. Hal ini perlu diketahui oleh Umat Islam di Indonesia untuk menambah semangat membaca Al-Qur'an karena adanya keyakinan bahwa qira'at yang mereka gunakan merupakan qira'at mutawatir yang bersambung sampai kepada Rasulullah saw. Namun, perlu diingat bahwa tidak ada qira'at yang lebih baik dari qira'at lainnya selama qira'at tersebut bersambung sanadnya kepada Rasulullah saw, memenuhi kaidah bahasa Arab dan sesuai dengan Mushaf Utsmani.

      Versi pdf dapat didownload di sini

      Referensi


      Al-Qur'an Al-Karim

      Muhammad Fu`ad Abdul Baqi'. 2011. Shahih Al-Lu'lu' wal Marjan. Akbar Media : Jakarta.

      Moh.Wahyudi. Hukum-Hukum Bacaan Al-Qur'an. Indah : Surabaya.

      Maragustam Siregar. 2004. Mazhab Qira'at Al-Qur'an dan Implikasinya dalam Pendidikan Pemanusiaan. Pendidikan Islam Vol. 2 no.1.

      Senin, 22 Februari 2016

      Hal-Hal Mendasar yang Perlu Dilakukan Setelah Menginstal Fedora 23


      Saat ini teman-teman saya di UNHAS sedang mengambil mata kuliah Pengantar Linux, mereka sering kebingungan ketika selesai menginstal Linux di komputer mereka terutama yang menggunakan Fedora. Fedora memiliki sedikit tutorial di Internet, tidak seperti Ubuntu. Jadi, tidak ada salahnya kalau saya menulis mengenai hal-hal dasar yang perlu dilakukan setelah menginstal Fedora 23 walaupun Fedora 23 sudah lama rilis.

      1. Mengubah tipe akun menjadi administrator


      Secara default, tipe akun bagi user di Fedora adalah user biasa (kecuali telah disetting pada saat instalasi Fedora 23 sebagai administrator). Buka Setting lalu masuk ke bagian Users, ubah akun tipe menjadi administrator. Hal ini dilakukan supaya user dapat menjalankan perintah sudo di terminal.

      2. Memperbaharui sistem


      Hal penting yang sebaiknya dilakukan setelah instalasi adalah memperbaharui sistem. Perintahnya adalah sebagai berikut:

      
      sudo dnf update
      
      

      3. Instal Gnome Tweak Tool


      Aplikasi ini digunakan untuk mengubah tema, ikon atau tampilan windows (jendela). Perintahnya adalah sebagai berikut:

      
      sudo dnf install gnome-tweak-tool
      
      

      4. Instal Codec


      Codec diperlukan untuk memutar file-file mp3, mp4, mkv, dan lain-lain. Perintahnya adalah sebagai berikut:

      
      sudo dnf install gstreamer-plugins-bad gstreamer-plugins-bad-free-extras gstreamer-plugins-ugly gstreamer-ffmpeg gstreamer1-libav gstreamer1-plugins-bad-free-extras gstreamer1-plugins-bad-freeworld gstreamer1-plugins-base-tools gstreamer1-plugins-good-extras gstreamer1 plugins-ugly gstreamer1-plugins-bad-free gstreamer1-plugins-good gstreamer1-plugins-base gstreamer1
      
      

      Demikian tutorial kali ini. Semoga bermanfaat!

      Selasa, 02 Februari 2016

      Belajar Bahasa Bugis

      Untuk teman-teman yang berminat belajar bahasa Bugis, silakan download buku di bawah ini. Bukunya belum selesai sih karena saya sibuk akhir-akhir ini tapi daripada tinggal saja di laptop maka lebih lebih saya upload.

      Ini dia linknya:
      Bahasa-Bugis-Untuk-Pemula.pdf